Refleksi tentang Depresiasi Diri dalam Dinamika Kehidupan Manusia

Di suatu malam. saat sedang berkendara saya melewati para psk yang tampak sabar menunggu tamu datang. mereka tampak sedang saling mengbrol kadang kala menghisap pipa rokoknya dan sesekali meneguk gelas sloki. Badannya melebihi batas ideal yang tidak akan bisa kamu peluk dalam satu dekapan atau sebut saja obesitas.

Saat itu, saya berpikir, “Mereka menjual jasa dengan tubuh seperti itu? Mengapa tidak mempertimbangkan menjaga kesehatan? Seperti mengurangi konsumsi alkohol dan rokok, menjaga pola makan, hidup seimbang dengan berolahraga rutin. Bukankah itu akan membuat mereka lebih menarik? Dengan merawat tubuh, setidaknya pelanggan bisa bertambah, saat suply rendah demain tinggi tentu harganya naik, belum lagi kesempatan dapet pelanggan VVIP.”

Sementara menit belum berubah menjadi jam saya juga mulai menyadari sesuatu, bahwa mereka sepertinya juga tidak menikmati pekerjaan tersebut(terpaksa) sehingga tentu saja mereka  tidak akan berpikir sampai kesitu. sepertinya bagi mereka yang terpenting adalah mendapatkan uang.

Saya menepi untuk mencari santapan malam di sebuah kedai lamongan, memesan dua puyuh goreng dan jeruk panas. Sambil menunggu pesanan saya disiapkan, saya terus memikirkan para PSK tadi.

Benar juga ya, jangankan PSK, kita sendiri juga seringkali dalam situasi serupa. Dalam dinamika kehidupan manusia, fenomena depresiasi diri ini nyata adanya dan dialami oleh semua manusia.

Penurunan nilai diri ini sering kali terkait erat dengan gaya hidup yang kita jalani. Kebiasaan merugikan, pola hidup yang tidak seimbang, dan kurangnya konsistensi dalam membangun habits baik ataupun dalam merawat diri sendiri secara efektif mempercepat proses depresiasi diri.

Dalam hal ini, siapapun kita, jika terus membiarkan depresiasi diri tanpa mengambil inisiatif, maka secara perlahan akan terkikis oleh perasaan putus asa, ketidakpuasan, dan kegagalan. Selamanya akan terancam untuk tidak memiliki kesempatan menikmati kebahagiaan yang didambakan.

Sebut saja kita yang terus menerus bekerja tanpa mencintai pekerjaan, tanpa pernah berhenti untuk mempertanyakan apa yang salah, apa yang bisa ditingkatkan, bagaimana agar sesuatu tidak monoton seperti ini atau semacamnya?

Ya, semua dari kita yang terlalu menikmati ritme pekerjaan dan terlalu lama melakukan pembiaran akan masuk dalam depresiasi mengerikan ini, tapi jauh lebih menyedihkan kita yang mengikuti ritme namun sebenarnya membenci pekerjaan. Selamanya akan tersiksa seperti ini sampai akhirnya nilai kita benar-benar habis oleh usia dan industri memberhentikan kita/kita sendiri terpaksa berhenti.

Secara tidak sadar kita menghabiskan waktu, dan bersamaan dengan itu depresiasi terjadi. Dan saat semua sudah terjadi, kita hanya seseorang yang tidak bisa melakukan hal lain selain pekerjaan yang selama ini kita kerjakan. Kita tidak bisa kembali ke industri karena ketidakmampuan untuk bersaing dan terlalu tua untuk mempelajari hal baru (masa keemasan otak dalam mempelajari hal baru telah menurun drastis).

Namun, hal ini tidak berarti bahwa tidak ada harapan. Setiap individu memiliki kesempatan untuk mengubah dan memperbaiki arah hidup mereka. Kesadaran akan nilai diri dan langkah-langkah konkret untuk meningkatkan gaya hidup dapat membantu mengatasi depresiasi diri. Dengan tekad dan komitmen untuk berubah, manusia memiliki potensi untuk keluar dari siklus negatif ini.

Depresiasi diri bukanlah takdir yang tidak dapat diubah. Melalui kesadaran diri yang mendalam, pengambilan keputusan yang tepat, dan komitmen untuk berubah, setiap individu memiliki potensi untuk memperpanjang nilai diri dan meningkatkan kualitas hidup mereka.

Oleh karena itu, penting bagi kita semua untuk menghadapi depresiasi diri dengan sikap proaktif dan komitmen untuk mempersiapkan akhir yang lebih bahagia bagi hidup kita.

Setidaknya begitu, kita perlu berhenti sejenak untuk merenungi hidup. jangan sampai terlalu terlambat untuk menyadari apa itu depresiasi nilai. Terlalu merenungi hidup sampai melupakan waktu makan juga tidak baik.. baru saja makananku telah tiba, selamat makan dan terus kembangkan diri. keadaan tidak akan berubah jika kita sendiri yang merubahnya.

Ittadakimasu (>,<“))

Tinggalkan komentar