Asia Timur dikenal sebagai kawasan yang paling dinamis di dunia saat ini. Negara-negara di kawasan tersebut terus mengalami ketegangan diplomatik dan militer, khususnya di Semenanjung Korea. Ketegangan ini dipicu oleh berbagai faktor, salah satunya adalah persaingan senjata, termasuk ancaman nuklir yang terus membayangi kawasan tersebut.
Konflik ini bukan hanya menjadi masalah bagi negara-negara di sekitar Semenanjung Korea, tetapi juga membawa dampak global yang memengaruhi stabilitas dan perdamaian dunia. Semenanjung Korea telah lama menjadi pusat perhatian internasional terkait perkembangan senjata nuklir.
Program nuklir Korea Utara, yang tidak hanya bertujuan mempertahankan kedaulatan mereka, tetapi juga untuk menunjukkan kekuatan militer, telah meningkatkan ketegangan di kawasan tersebut. Situasi ini menjadi lebih kritis ketika menyangkut potensi perang nuklir, yang dapat menimbulkan dampak global, baik dalam hal korban jiwa maupun kerusakan lingkungan yang meluas.
Menurut laporan International Campaign to Abolish Nuclear Weapons (ICAN), ketegangan nuklir di Semenanjung Korea semakin meningkat, dan dunia berada pada risiko yang lebih tinggi karena potensi eskalasi dari konflik ini . Indonesia, sebagai negara dengan jumlah penduduk yang besar dan berperan aktif dalam kancah diplomasi internasional, tidak bisa menutup mata terhadap ancaman yang terjadi di kawasan tersebut.
Lebih dari 73 ribu warga negara Indonesia tinggal dan bekerja di Semenanjung Korea. Dalam skenario terburuk, yaitu pecahnya perang nuklir, mereka berada dalam risiko besar menjadi korban langsung dari konflik ini. Mengingat fakta ini, sudah seharusnya Pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), mengambil langkah aktif untuk melindungi keselamatan warga negara mereka.
Selain tanggung jawab kepada warganya, Indonesia juga memiliki peran penting dalam menjaga perdamaian dunia, sebagaimana diamanatkan oleh Pembukaan UUD 1945. Dalam situasi seperti ini, peran diplomatik Indonesia sangat dibutuhkan, baik untuk menengahi konflik maupun mendorong upaya internasional dalam mengurangi ketegangan.
Pemerintah Indonesia bisa memanfaatkan posisinya di forum internasional, seperti ASEAN, PBB, atau Konferensi Asia-Afrika, untuk mendesak dialog damai dan menghentikan pengembangan senjata nuklir di Semenanjung Korea. Empati dan simpati kita sebagai bangsa yang cinta damai harus diwujudkan melalui tindakan nyata.
Pemerintah Indonesia perlu mengajak negara-negara di kawasan untuk kembali pada diplomasi dan dialog. Di saat yang sama, kerjasama antar negara dalam pengembangan energi nuklir untuk tujuan damai perlu lebih didorong, sehingga teknologi nuklir tidak lagi dilihat sebagai alat perang, melainkan sebagai sarana pembangunan. Sebagai solusi terhadap ancaman nuklir ini, pemerintah perlu berperan aktif dalam mendorong perjanjian denuklirisasi di kawasan Asia Timur. Salah satu cara yang dapat diambil adalah mendukung pelaksanaan zona bebas nuklir di kawasan tersebut, yang selama ini sudah menjadi agenda penting PBB.
Indonesia juga dapat mendorong dialog multilateral antara negara-negara yang bersengketa, khususnya melibatkan Korea Utara dan negara-negara besar seperti Amerika Serikat, Cina, dan Rusia, untuk menciptakan lingkungan yang lebih stabil dan aman. Selain langkah diplomasi, penting bagi Indonesia untuk memperkuat perlindungan terhadap warganya yang berada di Semenanjung Korea. Pemerintah perlu mempersiapkan langkah evakuasi yang cepat dan efektif jika situasi memburuk. Konsulat dan Kedutaan Besar RI di Korea harus terus memperbarui komunikasi dengan warga negara Indonesia di sana dan memberikan panduan keselamatan yang jelas.
Dalam konteks yang lebih luas, dunia tidak bisa lagi membiarkan ancaman nuklir berkembang. Konflik di Semenanjung Korea harus dijadikan momentum untuk memperkuat gerakan anti-nuklir internasional. Dengan bergabungnya lebih banyak negara dalam mendukung perjanjian-perjanjian internasional seperti Treaty on the Prohibition of Nuclear Weapons (TPNW), dunia bisa berharap pada masa depan yang lebih aman dari bayang-bayang perang nuklir .
Dengan segala potensi dampak yang ditimbulkan, ancaman nuklir di Semenanjung Korea bukan hanya masalah bagi kawasan tersebut, tetapi juga masalah global. Kita semua, termasuk Indonesia, memiliki tanggung jawab untuk mendorong perdamaian dan stabilitas dunia. Pemerintah harus tergerak untuk melindungi warga negaranya dan, dalam skala yang lebih besar, berkontribusi pada keamanan internasional dengan mendorong denuklirisasi dan dialog damai. Sebab, perdamaian adalah hak setiap manusia, di mana pun mereka berada.